Kalo gue ga beli batik, teh neysa kan juragan batik, gue udah cukup eneg liat batik untuk diri sendiri. Namun sebelum itu kami sempat berhenti di warung bakso dengan porsi yang saya pikir jumbo tergolong cukup murah dengan Rp eight ribu saja. Di tengah perjalanan kami berhenti untuk beristirahat sekalian makan malam yang menunya ayam bakar dengan tusuk raksasa plus ikan bakar segar dengan sambal seadanya berupa cabai dan kecap namun rasanya cukup menggoyang lidah, mungkin karena kami sangat lapar plus makan bareng rame-rame seperti ini yang merupakan bumbu intangible yang selalu menambah gurih masakan. Malemnya, kami memutuskan untuk makan di bakmi pele di alun-alun keraton sambil sekalian most important di alun-alun yang ada dua beringinnya. Kaki udah pegel, sebelum ke resort kita ambil pesenan bakpia dulu di bakpia Kurnia Sari sekalian beli oleh-oleh. Haha. Kalori udah lumayan terbakar dan kaki udah lumayan pegel, bapak jowo lovely itu setia nungguin kita kelar main di Prambanan, kemudian kita makan di sebuah tempat tahu telupat magelang. Beberapa saat menyusuri pantai dengan pasir putih yang lembut ini, sampailah kami di sebuah bangunan persinggahan yang ternyata adalah lokasi dimana anak penyu alias tukik ditangkarkan.
Tidak banyak aktifitas yang berarti untuk keberangkatan kali ini, hanya dengkuran dan goyangan bus yang melewati hancurnya jalanan yang entah sudah sampai mana saya tidak tau. Beberapa saat lolos dari jalanan yang kurang layak tersebut, sampailah di pelataran yang katanya menjadi tempat parkir jika akan masuk ke Curug Cikaso. Benar saja belum sampe memejamkan mata lagi, bus sudah sampai pada turunan jalanan yang sempit dan bergoyang. Namun, pada akhirnya pendapat dari kubu kedualah yang menjadi keputusan bersama, setelah ada penjelasan dari petugas tentang alasan sebenarnya kenapa kita sedikit dilarang mendirikan tenda di luar space pagar penangkaran. Jam 20.15 rombongan berangkat menuju sukabumi, bus yang kami tumpangi cukup nyaman untuk kalangan yang menyebut dirinya "surFIFers", bus mini AC berkapasitas 27 (termasuk sopir dan kenek) merk "ARION" meluncur melewati padatnya toll lingkar luar jakarta. Ternyata alasan sebenarnya adalah bahaya pencurian oleh para "maling" telor penyu atas barang-barang kami, makanya dibutuhkan ronda bergantian ketika kami tetap bersikukuh untuk mendirikan tenda di luar area. Semacam pertandingan lari bagi para tukik seolah kegirangan dan antusias berhamburan menuju ke habitat asli mereka.
Jumat malam tanggal 15 July 2011 adalah saat misi "penyusupan" dimulai, jam 7 malam saya dan susan menuju meeting level di kantor sebelah, di ruangan serba guna yang baru pertama kali saya injakkan, dilengkapi dengan segerombolan manusia yang wajahnya masih asing bagi saya, mungkin hal yang sama juga yang ada dipikiran mereka. Gatau kenapa. Hari itu rasanya gue capek ngetnget, baru inget emang sebelum berangkat ke jogjes itu gue dikosan demam-demam cantik dan bersin-bersin. Perlu hati-hati melangkah, karena di beberapa tempat disamping jalan terdapat lubang vertical ke bawah yang jika terperosok entah itu dalam atau tidak saya tidak tahu. Angin pantai kali ini sangat menggoda untuk kami bermalas-malasan di bawah pepohonan diatas pasir, posisi tiduran sambil menikmati pemandangan yang tidak kami temukan di ibu kota, yakk ombak bergulung-gulung , birunya laut, kontrasnya pasir putih, perfect. Puas mengambil foto, saya bargabung dengan yg lain menikmati hijaunya genangan air yang nampaknya sangat segar itu.
Seolah akan ketemu pacar yang sangat lama tidak bertemu, senyum-senyum girang. Penentuan konsistensi merupakan mineral bahan hasil pertanian yang dapat dibedakan menjadi dua tahapan yaitu : pengebuan total (larut dan tidak larut) dan penentuan individu komponen. Tanpa bantuan serat, feses dengan kandungan air rendah akan lebih lama tinggal dalam saluran usus dan mengalami kesukaran melalui usus untuk dapat diekskresikan keluar karena gerakan-gerakan peristaltik usus besar menjadi lebih lamban. Euforia penyu dan sunset masih belum hilang ketika ternyata langit sudah mulai gelap, itu berarti kami harus memikirkan akan tinggal dan tidur dimana malam ini. Untungnya malam itu ga ujan, yeay, dari Malioboro kita naik becak kesana. Guess what, saking unyunya kita naik becak bertiga dengan gue yang dipangku odri dan mamanya. Wkwk. Terus pulangnya naik becak yang terpisah. Yang ini gue ngikutin aja odri dan mamanya mau ngapain, eh ternyata ga ngapa-ngapain cuma jalan-jalan aja liat liat sekitar karena mungkin merasa gak semuda itu buat tolol-tololan nyebrangin beringin kembar sambil merem dan kurang orang untuk naik sepeda heboh yang ada lampunya. Rasanya menurut aku kurang enak, jauh lebih enak unique. While the second variant is a variant of Indomie Mi Goreng Original Flavor originating from Hong Kong. Is Indomie made in Nigeria?
0 komentar:
Posting Komentar